Menteri Amran Lepas Ekspor 5 Ton Kentang Asal Garut
By Abdi Satria
nusakini.com-Garut – Indonesia kembali ekspor produk hortikultura. Kali ini di depan para petani Jawa Barat, Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman melepas ekspor secara langsung 5 ton kentang senilai Rp 340 miliar ke Singapura. Pelepasan ekspor perdana komoditas hasil panen petani asal Kabupaten Garut ini dilakukan di lapangan GOR Ciateul Garut, Kamis (21/3).
“Produksi pertanian kita terus membaik. Untuk jagung kita sudah bendung impor 3,5 juta ton, bahkan sudah ekspor di 2018 sebesar 850 ribu ton. Sekarang, kentang konsumsi kita mulai ekspor setelah kita stop impor di 2018,” kata Amran dihadapan 5.000 petani dari 23 Kecamatan di Garut.
Pada saat yang sama, Amran juga melepas 19 ton manggis senilai Rp 392 juta dan barecore atau plywood 591,3 M3 dengan nilai Rp 1,4 miliar tujuan Tiongkok. Amran juga mengapresiasi para pelaku usaha di bidang agribisnis yang telah turut mendukung dan memberi nilai tambah bagi petani yang turut hadir
Sebagai komoditas wajib lapor perkarantinaan, sesuai dengan persyaratan mitra dagang, Amran menjamin jajaran Kementerian Pertanian akan lakukan tugasnya dengan baik.
"Program tersebut bertujuan untuk meningkatkan jumlah ekspor komoditas pertanian berbasis wilayah sekaligus menambah jumlah eksportir di sektor pertanian dari kalangan muda. Tidak saja sebagai trade facilitator, memperlancar perdagangan jajaran Barantan juga siap kawal petani,” terang Amran.
Sementara itu untuk ekspor manggis, dalam kurun waktu triwulan pertama 2019, terdata total 1.261,2 ton dengan nilai Rp 17,6 miliar tujuan China, dan ekspor barecore total 926 kontainer dengan nilai Rp. 129,6 milyar dengan tujuan China dan Timur Tengah.
Selama periode Januari - Maret 2019, ekspor sayuran tercatat sebanyak 293 ton dengan frekuensi pengiriman sebanyak 372 kali. Ekspor manggis sebanyak 833 ton dari total 1.586 ton. Ekspor sayuran dan buah lainnya telah menyumbang devisa sekitar Rp 42 miliar dan melati sekitar Rp 21 miliar selama kurun waktu 2018 - 2019.
"Saya mengapresiasi kinerja ekspor pangan selama Pemerintahan Jokowi-JK. Ini bukti dari dampak inovasi pertanian yang dilakukan Kementan. Saya berharap Kementan terus melakukan pendampingan bagi para petani di Garut sehingga ekspor dapat terus digalakkan," ujar Bupati Garut Rudy Gunawan.
Secara gamblang Rudy menyatakan bantuan Kementan ke Kabupaten Garut selama 4 tahun sudah mencapai 1,5 triliun lebih. Saat menerima tambahan bantuan Kementan dengan total nilai Rp 53,9 milyar, Rudi berharap perhatian besar pemerintah dalam bentuk alat mesin pertanian (alsintan), benih, domba, ayam, dan lain-lain itu dapat menjadikan pemicu semangat bagi petani di wilayah Garut.
"Berbagai bantuan produktif terutama dari sektor pertanian berkontribusi menurunkan angka kemiskinan di Garut dari 11 persen, 9 persen," lanjut Rudy.
Selain melepas ekspor, Mentan Amran juga menyerahkan aplikasi i-MACE (Indonesian Maps of Agricultural Commodities Export) yang bertujuan untuk mendata lalu lintas ekspor pertanian secara real time di Jawa Barat.
"Harapannya, ini dapat digunakan Pemerintah Daerah sebagai landasan kebijakan pengembangan komoditas unggulan. Ini program nyata untuk mendongkrak ekspor di seluruh Indonesia, termasuk dari kontributor ekspor terbesar, Provinsi Jawa Barat,” tandas Amran.
Dirjen Hortikultura Suwandi dalam keterangannya menyebutkan bahwa Indonesia mampu membalikkan keadaan sebagai importir menjadi eksportir.
"Impor kentang pada 2014 lalu sebesar 93.260 ton dan 2018 ditutup. Tidak ada impor kentang konsumsi. Dalam waktu dekat juga akan ditutup impor kentang industri," ujar Suwandi.
Suwandi menjabarkan, ekspor kentang pada 2018 sebesar 5.163 ton dengan tujuan Malaysia, Korea Selatan, Papua Nugini, Hongkong, Singapura, Taiwan, Thailand, Australia, Austria, Bangladesh, Kamerun, china, Timor Timur, Jepang, India, Maldives, New Zealand dan Qatar.
Garut merupakan sentra kentang. Selain Garut, daerah sentra lainnya meliputi Pangalengan, Dieng, Kerinci, Dairi, Solok, Minsel, Enrekang dan lainnya. Diharapkan ke depan ekspor naik lebih tinggi lagi.
Sebagai informasi, ekspor total kentang pada 2018 Vol 5.163 ton dengan nilai Rp 66 miliar. Sementara impor kentang sayur pada 2017 masih cukup tinggi, yakni dengan 9.752 ton senilai Rp 59 miliar. Angka ini jauh menurun pada 2018 hanya 10 kg atau senilai Rp 426 ribu. Data statistik produksi hortikultura nasional pada 2017 menunjukkan, luas panen kentang nasional 75.611 hektare dengan produksi 1.164.738 ton.(p/eg)